MADIUN – Batik Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, bahkan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Non Bendawi (Masterpieces of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) bagi Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009.
Beberapa waktu lalu, bertempatan di Kampung Batik Kota Madiun Jl. Halmahera, sebanyak 800 anak yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA hingga SLB mengikuti festival mencanting yang bertajuk Spirit Batik Membius Milenial 2019 yang diselenggrakan oleh penggiat batik Kota Madiun, Sri Muniarti pada Sabtu (9/11).
Para peserta yang mengikuti festival tersebut tak hanya berasal dari Kota Madiun saja namun peserta dari luar Kota pun juga turut diundang diantaranya berasal dari dari Kota Surabaya hingga Kabupaten Pasuruan.
Sri Murniati atau kerap disapa bu Murni yang menggagas terselanggaranya kegiatan tersebut menuturkan bahwa kegiatan mencating tersebut merupakan kali pertama yang diselenggrakan. Tujuan utama diadakan kegiatan tersebut adalah guna memperkenalkan batik nusantara sekaligus memperenalakan kepada para peserta motif batik milik kota Madiun yang disebut dengan motif pecelan.
“Melalui event ini, kita memperkenalakan kepada masyarakat luas batik khas Kota Madiun yakni Pecelan dan alhamdulillah antusiasnya luar biasa. Ini merupakan kegiatan pertama kali. Semoga kedepannya kegiatan ini bisa menjadi event tahunan yang diselenggarakan di Kota Madiun” tutr Sri Murniari.
Pada kesempatan yang sama, Yuni Setyawati Maidi sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Madiun yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengajak seluruh generasi milenial untuk turut mencintai batik dan melestarikan batik yang menjadi warisan budaya leluhur.
“Saya optimis apabila kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara berkala, generasi milenial akan mencintai batik, merasa memiliki warisan leluhur. Dengan begitu rasa cinta akan budaya bangsa akan tumbuh dan hidup”, ungkap Yuni Maidi.
Ketua TP PKK Kota Madiun menambahkan apabila kedepan peran guru disekolah dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap batik pada siswanya dapat dilakukan dengan memasukkan dan menambahkan pengembangan potensi membatik kedalam ekstra kurikuler di sekolah.
“Adanya festival mencanting ini tidak hanya dijadikan ceremonial saja, saya berharap disekolah-sekolah juga turut menambahkan ekstrakurikuler membatik kepada peserta didik,” tandasnya.
