TP PKK Kota Madiun Berhasil Sabet Juara 1 Gebyar Festival Seni Tradisi

Tim Penggerak PKK Kota Madiun berhasil menyabet juara 1 pada festival seni Tradisi yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Madiun pada (17/12)

MADIUN- Pemkot Madiun melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Madiun menggelar Gebyar Festival Seni Tradisi yang bertajuk perempuan budaya Indonesia maju. Dalam kegiatan tersebut, terdapat beberapa tradisi lokal yang diperlombakan, yakni Karawitan, Upacara Adat, Sindenan, dan Festival Pedalangan.

Festival seni tradisi yang digelar mulai 14 hingga 17 Desember 2019 itu digelar dalam rangka memperingati hari ibu ke-91 yang akan jatuh pada tanggal 22 Desember mendatang. Kepala Disbudparpora Agus Purwowidagdo mengatakan bahwa festival seni tradisi merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh pihaknya, namun ada beberapa perlombaan baru yang dilombakan.

“Festival seni tradisi ada beberapa kegiatan. Salah satunya upacara tradisi yang baru kali ini kita adakan, mencakup boyongan, siraman, tingkepan dan lain-lain. Kita adakan tujuannya masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya, ini ada supaya masyarakat tahu bagaimana tata caranya,” ungkapnya.

TP PKK Kota Madiun memilih tradisi siraman yang ditampilkan saat Festival Seni Tradisi

Pada festival lomba tersebut Tim Penggerak PKK Kota Madiun turut unjuk kebolehan. Tradisi yang ditampilkan ialah prosesi siraman. Siraman biasa dilaksanakan menjelang prosesi pernikahan. Tradisi ini menjadi simbol penyucian jiwa agar kelak calon mempelai dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan jiwa dan raga yang bersih

“Prosesi sirama ini memiliki banyak makna bagi kehidupan yang akan diarungi oleh sang pengantin. Salah satunya ialah calon pengantin selamat dalam membangun rumah tangga dan dapat mencapai tujuan pekanikahan,”ujar Katua Tim Penggerak PKK Kota Madiun yang kala itu hadir sebagai tamu undangan.

Prosesi sungkeman merupakan prosesi awal sebelum prosesi siraman dilakukan
Orang yang bertugas menyiram harus berjumlah ganjil, baik itu tujuh atau sembilan orang. Biasanya dimulai dari ayah, ibu, kemudian orang yang dituakan dalam keluarga
Ibu calon mempelai perempuan akan menjatuhkan dan memecahkan sebuah kendi setelah prosesi siraman berlangsung. Prosesi ini merupakan simbol untuk calon pengantin yang dianggap sudah dewasa dan siap meninggalkan keluarga untuk memulai kehidupan rumah tangga sendiri tanpa tanggung jawab orang tua.

Lebih lanjut Yuni Maidi mengatakan, apabila siraman merupakan sebuah tradisi jawa yang sudah ada sejak dahulu dan keberadaan di masyarakan harus di lestarikan. Apalagi adat dan tradisi siraman tersebut sudah mulai tergilas pengaruh modernitas.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Madiun berharap dengan adanya festival ini dapat melecut semangat masyarakat untuk ikut turut sera melestarikan budaya milik bangsa. Sehingga beragam adat istiadat yang ada dimasyarakat ini dapat dinikmati oleh anak cucu kelak.

Dalam festival seni tradisi kali ini, PKK Kota Madiun keluar sebagai juara pertama. Sedangkan untuk juara kedua diduduki oleh perwakilan dari umum dan juara tiga diraih oleh perwakilan dari Universitas Widya Mandala.